Kurcaci cantik milik Indonesia part 2
karya Ema Widiya
Australia
Day 01
Setelah sampai
di sisi Bandara Tullamarine di Melbourne, rasanya Jenny ingin berteriak
kegirangan. Euphoria yang Jenny rasakan sepertinya benar-benar lebih dari
bayangannya. Ia turun dan segera mengambil koper nya ke bagian bagasi.
Dena, Calista
dan Jenny kini berada di Australia, tempat dimana mereka akan tinggal sekarang.
Hari ini adalah hari min 3 penutupan pendaftaran ulang universitas yang mereka
tuju. Dena sudah menghubungi pamannya yang kebetulan pernah tinggal di
Australia, dan Dena sudah mendapatkan taxi menuju apartement tempat mereka akan
tinggal.
Cukup Dekat
jarak apartement mereka dengan kampus, mungkin hanya berjarak 1Km jika ditempuh
dengan jalan kaki. Dena cukup kaget saat pemilik apartemen memberitahukan
kepada mereka bahwa dalam satu apartemen terdapat 5 kamar dan dua kamar mandi,
jadi mereka mengharuskan mencari dua orang teman lagi untuk bisa menempati
apartemen tersebut.
Di bagian depan
tepatnya di lantai dasar tempat sang pemilik, sedang ramai turis yang ternyata
juga berkuliah di Universitas yang sama dengan mereka. Beberapa ada orang
China, Korea sampai Vietnam.
“Hello Mrs, I
need a room for me. Can you help me?” Tanya seorang gadis berparas China ini.
“Oh, did you want some room? We have two” Jawab
Dena dengan sigap
“Okay thankyou
Mrs…”
“Dena, My name
is dena, and this is Jenny and Calista. Our roommates” Dena langsung
memperkenalkan Jenny dan Calista yang sibuk menjaga koper
“Hello, My name
is May Li Chang” tawa Jenny dan Calista hampir pecah seketika mendengar May
menyebutkan nama nya
“Ok may, do you
have any friend?” Tanya Dena
“hmm.. I think I
have, she is Korean Girls” sambil mencari May mencolek seorang gadis dengan
paras yang tak beda jauh darinya. Seorang cewek asal Korea dengan style nya
selayaknya anggota girlband.
“Hello, My Name
is Kang Hye Mi.” Ucapnya dengan logat korea
“Ok, udah full
nih. Kita langsung aja yuk” ajak Dena
Jenny, Calista,
Dena, May dan juga Hye Mi segera naik ke lantai dua untuk menempati apartemen
mereka. Satu buah ruang tamu, satu buah dapur, dua buah kamar mandi dan lima
buah kamar tidur sudah tertata rapi. Mereka hanya perlu merapikan pakaian
mereka, bahkan televisi sebesar 21inch sudah siap di hidupkan di ruang tamu.
Tiga kamar di sebelah kanan dan dua kamar disebelah kiri.
Kamar mereka
bersebrangan dan di tengah-tengah ada ruang tamu dan tungku api penghangat
badan terletak di deretan belakang kursi yang ada di ruang tamu. Ukuran yang
lumayan untuk sebuah apartemen mahasiswa.
Sebuah kulkas
sudah siap mereka pakai untuk menyimpan bekal makanan. Dua buah kompor gas dan
satu buah lemari untuk menempatkan peralatan makan sudah siap disana. Ada
wastafel dan juga tempat mencuci peralatan makan. Benar-benar seperti di rumah
sendiri. Rapi dan nyaman rasa nya.
“Gue kamar satu”
ucap Calista menyambar kunci kamar, diikuti Jenny dengan kamar 2, Dena kamar 3
dan May kar 4 lalu Hye Mi kamar 5.
“Oke, Have a
good time girls.. lets make’s our private rooms” Ujar Jenny yang menarik
kopernya masuk ke kamar diiringi suara pintu kamar yang lain.
Jenny mulai
merapikan pakaiannya ke lemari, buku bacaan ia letakkan di atas meja belajar di
dekat tas make up miliknya. Ia mulai merebahkan badannya di atas kasur sesaat
setelah merapikan semua barang-barang miliknya.
“Akhirnya “
Gumamnya sambil menarik tangannya ke depan seakan pemanasan olahraga.
Jenny merogoh
tas nya dan menemukan ponselnya, cepat ia membuka sebuah pesan dari adiknya
yang menanyakan keadaannya.
“Dasar bocah,
kadang ngeselin kadang ngangenin” ucapnya dalam hati
Jenny langsung
membalas pesan adiknya itu, yang untungnya pesan tersebut dikirim via whatsapp.
Biaya provider beda negara akan lebih mahal dibandingkan dengan biaya provider
beda provinsi hahaha.
Australia
Day 02
H-2 untuk
pendaftaran ulang, Jenny, Dena dan Calista pagi ini memilih untuk berjalan kaki
menuju Universitas tempat mereka akan meneruskan pendidikan nya. Sambil
membawa sebuah map dengan isi formulir pendaftaran ulang, Jenny terkagum dengan
Kampus barunya ini. Suasana musim dingin seperti di film-film yang sering ia
tonton. Jaket tebal, Syal dan sepatu yang ia pakai bahkan membuatnya tampak
bahagia.
“Gue berasa main
film barat nih” Ujar Jenny sambil memeluk map miliknya
“Jeeeen please
deh, jangan bikin gue kegirangan juga” Ucap Dena yang sebenarnya sudah sering
jalan-jalan ke luar negeri
“Dena, lu kan
sering ke luar negeri kenapa ikutan girang ?” celetuk Calista sambil
membenarkan syalnya
“Yaah beda Ta,
sekarang kan sama kalian. Biasanya sama keluarga gue” Ucap Dena yang
ikut-ikutan kegirangan
“Udah-udah, yuk
masuk ke sana ikutan ngantri” Jenny menarik tangan kedua temannya itu dan
segera ke tempat informasi untuk mengajukan pendaftaran ulang.
Antrian masih
saja ramai, padahal sudah H-2 yang mungkin seharusnya lebih sepi pikir Jenny.
Tapi ternyata antrian disini lebih rapi dibandingkan ya kalian pasti tahu lah.
Hahaha
“Excusme.. duh
ribet amat dah” kata seorang cowok yang numpang lewat
“Eh Indonesia
tuh” Tunjuk Calista
“Mana-mana?”
sembur Dena maju ke dekat Calista
“Yaah ilang deh
cogan nya” Umpat Calista
“Lu telat”
Sembur Dena sambil maju menuruti antrian
Akhirnya giliran
Dena, Jenny dan Calista yang mengajukan berkas. Mereka menunjukkan bukti score
macam-macam jenis TOEFL mereka. Menunjukkan ijazah dan Trnskip nilai S1 mereka
dan juga memberikan fotokopi Visa dan Paspor.
Tak begitu lama
untuk menyelesaikan pendaftaran ulang, mungkin hanya 15 menit saja bagi Dena,
Jenny dan Calista untuk selesai dengan urusan mereka. Dan sekarang saatnya
menjelajahi kampus tercinta.
Banyak sekali
Turis yang merka lihat dari berbagai negara dan yang pasti calista sangat
bahagia saat melihat para bule Australia mulai berkeliaran di jalan.
“Lu bayangin deh
itu penjaga mini market gantengnya Masyaallah banget Jen, betah gue betah deh
beneran Jen” Celoteh Calista saat mereka melewati mini market kampus
“Iya yah,
ganteng tinggi gitu. Gak Malu juga kerja di mini market.” Jenny mengakui memang
bule Australia disini ganteng kayak di tv-tv. Dan lebih mencengangkan mereka
gak jaim sama pekerjaan mereka.
“Lu bakalan
lebih meleleh kalau liat cowok-cowok
bule ini di musim panas deh, oh my god badannya yang six pack girls. Gak
kuat gue meleleh” Ucap Dena yang mulai mempengaruhi kami untuk melihat cowok
bule.
“Gue harus tahan
godaan Bule” Ucap Calista sambil memegangi tangan Dena dan Jenny yang sontak
menbuat keduanya tertawa lepas
Day 04
Setelah
uring-uringan di kamar dan melakukan aktivitas merehatkan diri, Jenny, Dena dan
Calista hari ini harus memulai perkuliahan mereka. Jika hari sehari sebelumnya
mereka sibuk memperkenalkan diri dengan tetangga apartemen mereka yang ternyata
ada satu keluarga aseli Indonesia dan juga banyak pelajar yang ternyata satu
jurusan dengan mereka. Berbeda dengan May dan Hye Mi, mereka berdua sama-sama
berada di bidang seni. Hye Mi yang mengambil jurusan Perfilman dan May
mengambil Jurisan seni Lukis.
“Hye Mi, May I
help you??” Tanya Jenny yang melihat Hye Mi sedikit kesulitan menutup pintu
kamarnya
“Yess Please”
Ucap nya sambil menarik pintu kamarnya
“Duh keset nih
pintu, kayaknya perlu di tarik agak kuat deh” Gumam nya
“Whats wrong
Jenn?” tanya Hye Mi bingung melihat Jenni
“Oh no problem
Hye Mi, its done” Jenny menutup pintu kamar Hye Mi dan memberikan kuncinya.
Masing-masing
orang memegang satu buah kunci pintu utama apartemen mereka. Jadi mereka tidak
perlu ribet untuk menitipkan kunci di receptsionis.
Pagi ini Jenny
mengenakan Jaket merah dengan syal berwarna abu-abu dan diikuti sneaker nike
miliknya, ransel berukuran sedang yang berisi buku dan juga alat tulis kini
bertengger di belakang punggungnya.
Jenny segera
menyergap kedua temannya yang sedang merapikan buku milik mereka di meja. Dan
saling melirik mengisyaratkan “Duduk sini gih”
“Eh gugup gak?”
tanya Jenny
“Banget” Jawab
Calista sambil meniupi telapak tangannya
“Duh kayaknya
rame deh mahasiswa nya”Celetuk Jenny
“Pasti lah Jen,
secara Internasional” Bisik Dena
Mereka sibuk
melirik kesana-kemari memperhatikan berbagai macam Ras yang ada di ruangan
kelas ini. Ada Jerman, Belanda, China, Australia,Indonesia, Korea, Jepang,
bahkan Jawa-Ambon????? Mata Dena, Jenny
dan Calista terbelalak setelah melihat sesosok lelaki bertubuh besar ras ambon
dengan logat jawa. Lucu saat ia berbicara dengan logat jawa nya. Dena yang juga
keturunan jawa sontak terkikik lucu mendengar logak toto jawa nya.
“Duh, Iki piye
toh. Aku duduk dimana yo?” ucapnya sambil menggaruk kepalanya yang mungkin
tidak gatal.
“Eh mas, sini
toh ada kursi kosong” Dena melambaikan
tangannya
“Sopo jeneng’e?”
tanya Dena
“Aku Boni mbak,
mbak sopo jeneng’e?” Tanya Boni
“Aku Dena, iki
dua neng gelis Jenny sama Calista” Dena menunjuk Jenny dan Calista dengan
ibujari miliknya
“Eh mbak gelis
pisan euy” Ucapnya yang membuat Jenny dan Calista tertawa kecil
“Mbak, disini
aku punya temen lho tiga orang lagi dari Indonesia” ucap Boni yang mudah akrab
dengan orang.
“Mana orangnya?”
tanya Jenny membaur
“Mana toh ya..
eeh itu lho si jangkung sama dua temennya” tunjuk Boni yang membuat Jenny
sontak kaget.
Jenny mungkin
memang tak mengenal dua cowok ganteng yang berada di dekat si jangkung,tapi
Jenny kenal siapa si Jangkung itu. Haris , cowok yang ia kenal di dalam pesawat
yang menjadi olokan Calista dan Dena.
“Ris, Haris sini
toh” Boni melambaikan tangannya
“Eh Bon, udah
dapet cewek cakep aja” ujar Haris
“Eh neng gelis,
iki temenku lho ini Haris, Fadly sama Ray” ketiga lelaki berwajah tampan itu
menyunggingkan senyuman mereka
Diantara mereka
berempat memang Haris yang paling menonjol, dengan hidung mancung dan kulit
sawo matang nya itu. Indonesia-arab banget kayak kaya Dena dan Calista yang
kali ini muncul di benak Jenny.
Tidak seperti
yang diharapkan Calista, hari pertama mereka sudah mempelajari satu materi dari
dua mata kuliah hari ini. Membuat Calista malas mendengarkan celotehan sang
dosen dengan aksen inggrisnya.
“Any Question?”
penutupan di akhir penjelasan materi, ada-ada saja yang pasti bertanya membuat
Fadly dan Ray mengantuk sehingga mereka menguap bersamaan.
“Ok, thank you
for attention. Good afternoon”sang dosen akhirnya keluar kelas dengan membawa
buku dan laptop miliknya, Calista tak kuat menahan rasa bosannya segera
menyambar dua sahabatnya.
“Makan yuuk?”
ajak Calista
“Kemana nih?”
tanya Jenny
“Eh McD aja”
ajak Fadly
“Ris, gabung
yuk?” ajak Ray yang begitu antusias
Haris hanya
mengangguk diiringi dengan Boni yang berjalan di belakang mereka. Bisa dibilang
mereka adalah turis dari Indonesia. Haris, Fadly, Ray, Boni, Dena,Calista dan
Jenny sudah sampai di McD. Memilih tempat duduk yang nyaman, saat Jenny ingin
pergi memesan, Ray mencegah Jenny dan menyuruhnya untuk tetap duduk.
“Bon, dari
kemarin kita udah belanja. Sekarang giliran lu yang pesen?” ucap Ray santai
“Kalian mau yang
mana?” tanya Boni
“Itu lho yg
gede, gue laper banget” ucap Ray jahil
“Yang gadis mau
makan apa?” tanya Boni sambil manggut-manggut
“Nanti aja,
bareng gue mereka pesennya ucap Haris yang sudah tahu kejahilan Ray
Boni maju untuk
memesan makanan yang disebutkan Ray, sontak saja Ray dan Fadli menyuruh Dena,
Jenny dan Calista untuk memperhatikan Boni.
“May I help you
sir?” tanya sang pelayan
“Yess, yess Iam”
jawab Boni yang memang masih belajar bahasa inggris
“What Do you
want?”
“Iam Want, that
aaaa hmm that is – ehm.. bread, eh meat , tomato, cheese, bread, tomato meat
cheese and bread again” ucap Boni yang membuat sang pelayan bingung dan membuat
Ray tertawa diiringi Dena, Calista dan Jenny yang tak kuat menahan tawa mereka
oleh gelagat Boni.
“Big Macc” Ucap
Haris mengisyaratkan kepada pelayan
“Oh Big Macc? You
want?”
“No, no Big Mac.
But bread, eh meat , tomato, cheese, bread, tomato meat cheese and bread again”
Boni mempraktekkan seakan tangannya adalah Roti.
“Yess, Three Big
Macc” Haris menyahut di belakang Boni tak kuasa menahan tawanya dan kasihan
melihat Boni yang sudah berusaha
“No Haris” Boni
ingin protes
“This is Big
Macc Sir” sang pelayan menunjuk gambar pesanan Ray yang Boni maksud
“Oh big mac, but
that is bread?” Boni menggaruk kepalanya dan kembali ke kursinya dan
selanjutnya Haris yang memesankan makanan.
Kali ini Jenny
benar-benar terhibur oleh gelagat Boni, mereka menceritakan bagaimana
beruntungnya Boni mendapat score IBT yang pas-pasan agar bisa ikut beasiswa ini
dan masih banyak perbincangan mereka yang tidak akan dihabiskan hari ini saja.
Tunggu kelanjutannya
besok J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar