Oracle Book’s
By : Ema Widiya
Sebuah buku tergeletak di bawah meja belajar Katherine, seolah dia meminta untuk di baca dan di rapalkan dalam keadaan sunyi dan gelap malam itu. Buku itu berwarna Cokelat muda namun pudar dan kusam, di depannya terdapat lambang Matahari dan bintang serta simbol zoddiak di pinggiran matahari tersebut. Terdapat sebuah huruf balok bertuliskan “Oracle Book’s” yang menyatakan bahwa buku itu adalah buku milik seorang oracle atau peramal masa depan.
Sebuah buku tergeletak di bawah meja belajar Katherine, seolah dia meminta untuk di baca dan di rapalkan dalam keadaan sunyi dan gelap malam itu. Buku itu berwarna Cokelat muda namun pudar dan kusam, di depannya terdapat lambang Matahari dan bintang serta simbol zoddiak di pinggiran matahari tersebut. Terdapat sebuah huruf balok bertuliskan “Oracle Book’s” yang menyatakan bahwa buku itu adalah buku milik seorang oracle atau peramal masa depan.
“Buka
lah, dan rapalkan semua yang kau lihat” Seolah buku itu bicara pada nya,
Katherine melepaskan buku tersebut dari tangannya.
Sontak
Katherine bingung dan takjub saat melihhat buku tersebut berpendar hijau,
sepertinya roh oracle menyukainya. Dan dia mulai terhisap kedalam buku
tersebut, Katherine merasakan hawa dingin namun dia bisa melihat sebuah gua di
dalam hutan dan juga bayangan akan sekolah nya tempat dia belajar.
“Katherine!!!”
Sebuah suara mengejutkannya dan membuatnya bangun, dia heran mengapa dia sudah
ada di atas tempat tidur nya.
“Ibu?”
tanya Katherine
“Ayo
bangun, apa kau ingin ditinggal bus sekolah?” tanya ibunya yang sibuk membuka
jendela kamarnya
Katherine
masih tidak mengerti dengan apa yang dialaminya semalam, itu seperti mimpi,
namun dia merasakan hal itu sungguh nyata. Dia memeriksa buku PR-nya, namun dia
kaget setengah mati saat menemukan buku Oracle sudah bertengger manis di dalam
tas sekolah nya.
“Katherine”
panggil Sammi, teman sebangku nya
“Sam?
Sejak kapan kau duduk di sini?” Tanya Katherine
“Sejak
kau mengamati buku PR-mu” Ujar Sammi yang ikut mengintip ke dalam ransel Katherine
“Astaga,
kau punya Oracle Book’s?? kau yang terpilih Kat” Ucapnya sambil menutup mulut
dengan kedua telapak tangannya
“Terpilih?”
tanya Katherine
“Ya,
kau bisa melihat masa depan Kat, dan bisa merapalkannya lalu semua rapalan mu
akan menjadi nyata” Sammi kembali membungkam mulut nya
“Bagaimana
cara Oracle ini memilih?” tanya Katherine penasaran
“Bagaimana
cara mereka memilih, aku pun tidak tahu secara pasti. Kau harus menjadi orang
yang bisa di percaya untuk merapalkan ramalam Oracle, namun berbahaya jika kau
menerima nya”
“Bahaya
apa yang akan diterima? Kenapa aku sama sekali tak tahu tentang ini?” tanya Katherine
heran
“Oracle
bisa membunuhmu ketika kau tak menuruti perintah ramalan nya yang harus kau
rapalkan. Kau tahu, Di negara kita Costa Rica. Para Oracle tidak akan diterima
di sini, karena dulu sang Oracle jatuh cinta pada Pangeran Romawi dan tak mau
merapalkan kematian Pangeran di medan perang yang akan di hadapi sang Pangeran”
“Oracle
dilarang jatuh cinta?”
“Ya
begitulah dongeng yang ku dapat dari ibuku
“Jadi
itu hanya dongeng?” Katherine mulai kesal dengan Sam
“Tapi
aku mempercayainya, bahkan nenek ku berkata kalau sang Oracle adalah teman
kecilnya”
“Aku
tak percaya” Ujar Katherine
“Tapi…”
“Apa
yang kalian bicarakan? Oracle? Aku ingin menjadi Oracle, karena itu bisa
membuatku tampak muda setiap tahunnya” Ucap Valensi yang selalu ingin terlihat
cantik.
Katherine
dan Sammy hanya saling pandang lalu Valensi pergi sambil mengibaskan rambut
panjangnya.
---
Katherine
kembali mengamati buku milik Oracle yang kembali berpendar dengan cahaya hijau
nya mengelilingi buku tersebut. Sebuah roh berpendar hijau berwujud seorang
wanita tua yang sepertinya ingin memeberitahukan sesuatu, tanpa Katherine
sadari, dia terhipnotis oleh cahaya hijau di depannya itu. Tubuh kurus Katherine
seperti memeluk roh Oracle yang berusaha mengapainya, tangannya terbuka lebar
menyambut roh Oracle.
“Ketika hutan telah
terbuka, maka aku akan kembali”
Tubuh
Katherine terkulai lemah, lututnya tak sekuat lima belas menit yang lalu. Dia
kebingungan sampai akhirnya sebuah buku terjatuh menghantam kepala nya.
“Awww”
Erang nya
“Oracle
Book’s” Pelan-pelan dia mengamati isi buku tersebut, Dia buka lembar demi
lembar. Membuat nya melihat dan menguak masa lalu, dia seakan berada di dalam
sebuah kerajaan Costa Rica yang saat itu sedang melakukan sebuah peperangan
besar dengan tentara Romawi.
Seorang
raja terlihat marah di depannya menyilangkan tangan serta sedang mengamati
pasukan yang sepertinya dia pilih untuk melakukan pertempuran.
“Kau
harus bisa membawa pasukan menuju kemenangan dan sebagai imbalan, kau akan ku
naikkan titah” perintah sang raja
Katherine
mendapati dirinya berdiri di sebuah balkon, dia dapat melihat lantai kolam yang
mulai mengering, abu yang terbang kesana dan kemari dari rumah-rumah penduduk
yang hangus terbakar. Disebelahnya seorang wanita mengenakan gaun indah
berwarna hijau duduk bersila, di kepalanya terdapat sebuah mahkota kecil.
Wanita tersebut tiba-tiba berdiri, wajah nya cantik namun juga kuyu karena
ditempa penderitaan.
“Aku
melihatmu lagi” Ujar wanita cantik itu
“Kau
takkan meninggalkanku kali ini bukan? Kau takkan mati hari ini, Pangeranku.
Kita akan keluar dari peperangan ini, dan akan membuat kedua negara menyatu”
“Aku
akan kembali untuk menemui mu, tapi aku akan tetap berperang hari ini” Seorang
Lelaki tampan menaiki kuda hitamnya sambil tersenyum
“Siapa
kalian?” Tanya Katherine
Wanita
itu tersenyum sedih, sosoknya mulai berpendar hijau hingga kilaunya memenuhi
balkon dengan sinar yang menyakitkan mata. Udara berdengung karena munculkan
dua pasukan dari negara yang berbeda, peperangan sedang dimulai. Ketika pendar
tersebut padam dan hilang, Katherine kembali tersadar dan kini dia berada di
kamarnya berdiri di depan sebuah buku yang sudah terbuka lebar di genggamannya.
Terdapat sebuah tulisan pada halaman berikutnya yang membuat Katherine
merinding ngeri membaca nya.
“Aku telah menyatu dengan
tubuh ini, ku biarkan perang terus terjadi sampai tubuh ini hilang dan
membunuhku”
“Tunggu”
Kata Katherine menekankan penyataan pada buku itu
“Siapa
? wanita mana? Perang apa?” Kepalanya bertambah berat memikirkan hal-hal ajaib
itu.
“Katherine,
apa kau di dalam” Sebuah suara menjawab pertanyaan Katherine, dia harus sadar
bahwa sekarang ini dia berada di rumah.
“Ibu,
apa Ibu tahu soal buku ini?” Katherine menunjukkan buku Oracle yang di
temukannya beberapa malam lalu.
“Nenekmu
bicara pada mu?” Tanya Ibunya
“Aku
bermimpi” Tukas Katherine
“Baiklah,
apa kau mau membagi mimpimu dengan ibu?”
Katherine
mulai menceritakan mimpi aneh nya , iya semua yang dialaminya itu dia anggap
sebagai mimpi.. Tapi tetap saja dia ragu, apakah itu mimpi atau nyata. Cahaya
yang berpendar, serta perang antara Costa Rica dan Romawi.
Ibunya
tidak menjawab, hanya terdiam sampai beberapa menit. Katherine menatapnya penuh
pertanyaan yang mungkin akan memusingkan, mereka tengah terdiam dan saling
menunggu jawaban.
“Kau
harus menjauh dari buku ini, ibu akan menyimpannya” Tukas ibunya
“Aku
penasaran” Katherine mengambil buku itu kembali
“Ini
berbahaya, ini ulah nenekmu”
“Kenapa
ibu menyalahkan nenek?”
“Kau..
kau tak perlu tahu, kau hanya harus sekolah dengan baik” Katanya
Katherine
ingin berteriak bahwa ibunya keliru, Buku itu tidak ada hubungan dengan
neneknya. Buku itu milik Oracle yang membawanya kembali ke masa sejarah dahulu.
Namun dia terlalu lelah untuk berdebat dengan ibunya.
---
Katherine
kembali ke sekolahnya, namun kali ini berbeda. Dia melihat sebuah hutan terbuka
di belakang sekolahnya, segera dia masuk ke dalam hutan dan menemukan buku
Oracle tertutup rapi. Buku itu seolah menuntunnya ke sebuah Gua yang tertutup
oleh tanaman menjalar.
Buku
itu kembali berpendar dan membuat Katherine mendapati dirinya di tengah peperangan
besar, sang raja berteriak sambil mengayunkan bilah pedangnya yang panjang dan
siap untuk menebas siapa saja yang menghalaginya.
“Ambil
kembali Oracle Delphi yang hilang” Pangeran berteriak keras dari sebrang tembok
kerajaan.
“Dia
sudah bersatu dengan anakku, dan tak akan ku biarkan kau membawanya” Jawab sang
Raja
“Aku
mencintainya!!! Aku tak akan diam saja” Kata Wanita bergaun hijau
Katherine
bingung dan melihat wanita itu kembali berpendar, memperlihatkan cahaya hijau
yang amat terang. Mulut nya siap merapalkan sesuatu yang akan terjadi saat itu,
namun wanita itu menjerit seketika. Ia mengerang kesakitan saat berusaha
membungkam mulutnya.
“Kau !! Pangeran Jullian..
Menjauh.” Katanya
“Tidak, kau akan mendapatkan ramalanmu”
Kali ini berasal dari sebuah suara yang berbeda namun dari mulut yang sama. Ya
wanita ini menahan rapalan ramalan, ia mencoba memerangi Oracle ini sendirian.
Ia ingin menyelamatkan cintanya.
“Putri
Phytia, apa kau baik-baik saja?” tanya Pangeran Julian
“Aku
mencoba nya, ku mohon menjauh” Putri Phytia mulai terisak
Seketika
tubuh Putri Phytia berpendar hijau, segera ia berlari menuju kehutan terdekat.
Seketika tubuhnya melebur bersama cahaya hijau yang menyilaukan mata, membuat
seisi Costa Rica dipenuhi debu cahaya berwarna hijau seakan ledakan besar..
Katherine
menutup mulut nya dengan kedua telapak tangannya ia ingin berteriak meminta
pertolongan namun dia sadar bahwa kini dia berdiri di dalam sebuah gua yang di
penuhi tumbuhan menjalar dan di temani dua buah tengkorak manusia yang membuat
bulu roma nya berdiri.
Kini
ia mendengar bisikan, seolah kedua tengkorak itu saling berkomunikasi.
Katherine merinding dan mulai menoleh kesana kemari untuk meyakinkan dirinya
bahwa dia berada dalam mimpi.
“Kau harus melanjutkan
generasi oracle”
“Kau cucu ku, jangan dengarkan
ibumu”
“Dia penerus kita”
Katherine
bingung dan mencoba berteriak, namun suara nya tak terdegar, ia mencoba
menghantamkan kakinya ke tanah. Namun hanya sebuah debu yang berpendar hijau
menyelimutinya, dia mulai panik dan diambilnya buku Oracle yang tergeletak di
depan kedua tengkorak tersebut.
Ia
membuka lembar demi lembar sebuah ramalan yang belum terbaca di Costa Rica dulu
yang bertuliskan “Cinta akan membawamu
kepada kematian dan kasih sayang hanyalah bualan belaka. Bunuh semua
yangmenghalagi mu, maka kau akan kekal” Katherine mencoba menahan diri untuk tidak
merapalkan ramalan itu. Dia mencoba mengingat apa keinginan oracle itu, setelah
seperkian detik dia sadar bahwa oracle tak mau Putri Phytia jatuh cinta. Karena
sang Oracle membutuhkan sebuah tubuh untuk merapalkan ramalan.
“Aku
tidak akan merapalkan ramalanmu, kau penyihir terkutuk, kau adalah roh
penghacur kota kelahiran nenekku”
“Aku nenek mu, kau adalah
cucu ku. Keturunan ke empat dari Putri Phytia” Sebuah suara bergema
meruntuhkan beberapa batu pada gua tersebut. Buku Oracle yang tergeletak di
lantai gua kini berpendar hijau menyilaukan mata, seakan memaksa Katherine
untuk tetap merapalkan ramalan yang harusnya menghancurkan kota.
Katherine
memutar bola mata nya dan ia melihat sebuah tongkat dengan ujung pisau yang
tmasih terlihat tajam di genggaman salah satu tengkorak oracle yang terduduk di
lantai gua itu. Katherine mencoba mengambil tongkat itu namun bumi seakan ikut
marah padanya dan kini terjadi guncangan besar.
Katherine
berusaha menggapai buku oracle yang kini memancarkan roh dengan cahaya hijau di
antara lembaran-lebarannya, Katherine tercekat seolah roh itu mencekiknya dan
berusaha masuk kedalam tubuhnya.
“Katherine!!!!”
Panggil sebuah suara yang membuat Katherine menoleh namun tetap dengan nafas
yang sesak
“Ibu,
tolong aku” Isaknya
Katherine
mengumpat roh Oracle tersebut yang bisa saja membuatnya tambah menderita, kini
ibunya berusaha menutup buku tersebut lalu ia berusaha menarik Katherine dari
gumpalan asap roh Oracle yang menyelubungi putri kesayangannya itu.
Bersama-sama
mereka menancapkan ujung pisau tersebut kedalam buku, namun Katherine sudah
dirasuki oleh roh Oracle itu, mata nya bersinar kehijauan. Mulutnya siap
merapalkan ramalan.
“Dan
aku akan merapalkan sebuah ramalan..”
“Jangan
Katherine, ibu mohon” namun angin menghantam keras tubuh ibunya ke balik
dinding gua.
“Bumi akan berguncang,
hantaman dahsyat akan tiba dan Oracle Delphi akan hilang untuk selama-lama nya”
Mata
nya berganti warna, hijau-coklat dan seperti itu dalam waktu singkat. Sang Oracle
mengumpat kesal namun masih dalam tubuh Katherine.
“Bodoh!! Bukan itu ramalan
nya. Aku akan hidup kembali”
“siapa yang bodoh? Mungkin
bukan aku”
Kelihatan
seperti orang gila, namun Katherine senang sudah merapalkan ramalan yang salah
untuk snag Oracle. Namun kini ramalan tersebut terjadi, gunung sedang meletus
di Costa Rica membuat sebuah guncangan dari kerak bumi. Badai mulai menghantam
pesisir pantai, Oracle dan bukunya mulai terbakar habis, kini Katherine harus
berlari, namun kedua kakinya masih sangat sakit untuk diandalkan.
“Ibu
harus lari, ibu harus pulang”
“Tidak,
ibu akan membawamu…”
Entah
apa yang terjadi, Katherine hanya bisa terbaring lemah saat gempa bumi terjadi.
Ia tak melihat apapun di sekeliling nya, hanya gelap yang menemaninya saat ini
dan terakhir kali, ia hanya melihat 3 wajah Oracle delphi yang rupawan
tersenyum kepadanya berterimakasih.
---
Sinar
matahari menyibak masuk melalui celah kecil jendela kamar Katherine, kini ia
telah sadar dari mimpi buruknya, ia melihat jam dinding menunjukkan pukul tujuh
pagi, ia harus bersiap kesekolah dan ia sedikit merasa kehilangan beban di
pundaknya.
“Ibu..
apa kemarin?”
“Rahasiakan
ini dari manusia fana, ibu bangga pada mu. Kemarin hanya terjadi ledakan gunung
berapi, kau harus belajar seperti biasanya”
Katherine
tersenyum pada ibunya, kini ia merasa bangga karena sudah menyelamatkan kota
yang ia cintai. Dan menurutnya tak semua masa depan itu harus diketahui
sekarang bukan? Biarkan saja masa depan yang terjadi menjadi rahasia, agar kita
bisa berusaha lebih dan lebih lagi…
The
end..
kereeennnnn :D
BalasHapusmakasih pak --' bzzz
BalasHapus