Jumat, 10 Juni 2016

Oracle Books

Oracle Book’s
By : Ema Widiya

Sebuah buku tergeletak di bawah meja belajar Katherine, seolah dia meminta untuk di baca dan di rapalkan dalam keadaan sunyi dan gelap malam itu. Buku itu berwarna Cokelat muda namun pudar dan kusam, di depannya terdapat lambang Matahari dan bintang serta simbol zoddiak di pinggiran matahari tersebut. Terdapat sebuah huruf balok bertuliskan “Oracle Book’s” yang menyatakan bahwa buku itu adalah buku milik seorang oracle atau peramal masa depan.
“Buka lah, dan rapalkan semua yang kau lihat” Seolah buku itu bicara pada nya, Katherine melepaskan buku tersebut dari tangannya.
Sontak Katherine bingung dan takjub saat melihhat buku tersebut berpendar hijau, sepertinya roh oracle menyukainya. Dan dia mulai terhisap kedalam buku tersebut, Katherine merasakan hawa dingin namun dia bisa melihat sebuah gua di dalam hutan dan juga bayangan akan sekolah nya tempat dia belajar.
“Katherine!!!” Sebuah suara mengejutkannya dan membuatnya bangun, dia heran mengapa dia sudah ada di atas tempat tidur nya.
“Ibu?” tanya Katherine
“Ayo bangun, apa kau ingin ditinggal bus sekolah?” tanya ibunya yang sibuk membuka jendela kamarnya
Katherine masih tidak mengerti dengan apa yang dialaminya semalam, itu seperti mimpi, namun dia merasakan hal itu sungguh nyata. Dia memeriksa buku PR-nya, namun dia kaget setengah mati saat menemukan buku Oracle sudah bertengger manis di dalam tas sekolah nya.
“Katherine” panggil Sammi, teman sebangku nya
“Sam? Sejak kapan kau duduk di sini?” Tanya Katherine
“Sejak kau mengamati buku PR-mu” Ujar Sammi yang ikut mengintip ke dalam ransel Katherine
“Astaga, kau punya Oracle Book’s?? kau yang terpilih Kat” Ucapnya sambil menutup mulut dengan kedua telapak tangannya
“Terpilih?” tanya Katherine
“Ya, kau bisa melihat masa depan Kat, dan bisa merapalkannya lalu semua rapalan mu akan menjadi nyata” Sammi kembali membungkam mulut nya
“Bagaimana cara Oracle ini memilih?” tanya Katherine penasaran
“Bagaimana cara mereka memilih, aku pun tidak tahu secara pasti. Kau harus menjadi orang yang bisa di percaya untuk merapalkan ramalam Oracle, namun berbahaya jika kau menerima nya”
“Bahaya apa yang akan diterima? Kenapa aku sama sekali tak tahu tentang ini?” tanya Katherine heran
“Oracle bisa membunuhmu ketika kau tak menuruti perintah ramalan nya yang harus kau rapalkan. Kau tahu, Di negara kita Costa Rica. Para Oracle tidak akan diterima di sini, karena dulu sang Oracle jatuh cinta pada Pangeran Romawi dan tak mau merapalkan kematian Pangeran di medan perang yang akan di hadapi sang Pangeran”
“Oracle dilarang jatuh cinta?”
“Ya begitulah dongeng yang ku dapat dari ibuku
“Jadi itu hanya dongeng?” Katherine mulai kesal dengan Sam
“Tapi aku mempercayainya, bahkan nenek ku berkata kalau sang Oracle adalah teman kecilnya”
“Aku tak percaya” Ujar Katherine
“Tapi…”
“Apa yang kalian bicarakan? Oracle? Aku ingin menjadi Oracle, karena itu bisa membuatku tampak muda setiap tahunnya” Ucap Valensi yang selalu ingin terlihat cantik.
Katherine dan Sammy hanya saling pandang lalu Valensi pergi sambil mengibaskan rambut panjangnya.
---
Katherine kembali mengamati buku milik Oracle yang kembali berpendar dengan cahaya hijau nya mengelilingi buku tersebut. Sebuah roh berpendar hijau berwujud seorang wanita tua yang sepertinya ingin memeberitahukan sesuatu, tanpa Katherine sadari, dia terhipnotis oleh cahaya hijau di depannya itu. Tubuh kurus Katherine seperti memeluk roh Oracle yang berusaha mengapainya, tangannya terbuka lebar menyambut roh Oracle.
“Ketika hutan telah terbuka, maka aku akan kembali”
Tubuh Katherine terkulai lemah, lututnya tak sekuat lima belas menit yang lalu. Dia kebingungan sampai akhirnya sebuah buku terjatuh menghantam kepala nya.
“Awww” Erang nya
“Oracle Book’s” Pelan-pelan dia mengamati isi buku tersebut, Dia buka lembar demi lembar. Membuat nya melihat dan menguak masa lalu, dia seakan berada di dalam sebuah kerajaan Costa Rica yang saat itu sedang melakukan sebuah peperangan besar dengan tentara Romawi.
Seorang raja terlihat marah di depannya menyilangkan tangan serta sedang mengamati pasukan yang sepertinya dia pilih untuk melakukan pertempuran.
“Kau harus bisa membawa pasukan menuju kemenangan dan sebagai imbalan, kau akan ku naikkan titah” perintah sang raja
Katherine mendapati dirinya berdiri di sebuah balkon, dia dapat melihat lantai kolam yang mulai mengering, abu yang terbang kesana dan kemari dari rumah-rumah penduduk yang hangus terbakar. Disebelahnya seorang wanita mengenakan gaun indah berwarna hijau duduk bersila, di kepalanya terdapat sebuah mahkota kecil. Wanita tersebut tiba-tiba berdiri, wajah nya cantik namun juga kuyu karena ditempa penderitaan.
“Aku melihatmu lagi” Ujar wanita cantik itu
“Kau takkan meninggalkanku kali ini bukan? Kau takkan mati hari ini, Pangeranku. Kita akan keluar dari peperangan ini, dan akan membuat kedua negara menyatu”
“Aku akan kembali untuk menemui mu, tapi aku akan tetap berperang hari ini” Seorang Lelaki tampan menaiki kuda hitamnya sambil tersenyum
“Siapa kalian?” Tanya Katherine
Wanita itu tersenyum sedih, sosoknya mulai berpendar hijau hingga kilaunya memenuhi balkon dengan sinar yang menyakitkan mata. Udara berdengung karena munculkan dua pasukan dari negara yang berbeda, peperangan sedang dimulai. Ketika pendar tersebut padam dan hilang, Katherine kembali tersadar dan kini dia berada di kamarnya berdiri di depan sebuah buku yang sudah terbuka lebar di genggamannya. Terdapat sebuah tulisan pada halaman berikutnya yang membuat Katherine merinding ngeri membaca nya.
“Aku telah menyatu dengan tubuh ini, ku biarkan perang terus terjadi sampai tubuh ini hilang dan membunuhku”
“Tunggu” Kata Katherine menekankan penyataan pada buku itu
“Siapa ? wanita mana? Perang apa?” Kepalanya bertambah berat memikirkan hal-hal ajaib itu.
“Katherine, apa kau di dalam” Sebuah suara menjawab pertanyaan Katherine, dia harus sadar bahwa sekarang ini dia berada di rumah.
“Ibu, apa Ibu tahu soal buku ini?” Katherine menunjukkan buku Oracle yang di temukannya beberapa malam lalu.
“Nenekmu bicara pada mu?” Tanya Ibunya
“Aku bermimpi” Tukas Katherine
“Baiklah, apa kau mau membagi mimpimu dengan ibu?”
Katherine mulai menceritakan mimpi aneh nya , iya semua yang dialaminya itu dia anggap sebagai mimpi.. Tapi tetap saja dia ragu, apakah itu mimpi atau nyata. Cahaya yang berpendar, serta perang antara Costa Rica dan Romawi.
Ibunya tidak menjawab, hanya terdiam sampai beberapa menit. Katherine menatapnya penuh pertanyaan yang mungkin akan memusingkan, mereka tengah terdiam dan saling menunggu jawaban.
“Kau harus menjauh dari buku ini, ibu akan menyimpannya” Tukas ibunya
“Aku penasaran” Katherine mengambil buku itu kembali
“Ini berbahaya, ini ulah nenekmu”
“Kenapa ibu menyalahkan nenek?”
“Kau.. kau tak perlu tahu, kau hanya harus sekolah dengan baik” Katanya
Katherine ingin berteriak bahwa ibunya keliru, Buku itu tidak ada hubungan dengan neneknya. Buku itu milik Oracle yang membawanya kembali ke masa sejarah dahulu. Namun dia terlalu lelah untuk berdebat dengan ibunya.
---
Katherine kembali ke sekolahnya, namun kali ini berbeda. Dia melihat sebuah hutan terbuka di belakang sekolahnya, segera dia masuk ke dalam hutan dan menemukan buku Oracle tertutup rapi. Buku itu seolah menuntunnya ke sebuah Gua yang tertutup oleh tanaman menjalar.
Buku itu kembali berpendar dan membuat Katherine mendapati dirinya di tengah peperangan besar, sang raja berteriak sambil mengayunkan bilah pedangnya yang panjang dan siap untuk menebas siapa saja yang menghalaginya.
“Ambil kembali Oracle Delphi yang hilang” Pangeran berteriak keras dari sebrang tembok kerajaan.
“Dia sudah bersatu dengan anakku, dan tak akan ku biarkan kau membawanya” Jawab sang Raja
“Aku mencintainya!!! Aku tak akan diam saja” Kata Wanita bergaun hijau
Katherine bingung dan melihat wanita itu kembali berpendar, memperlihatkan cahaya hijau yang amat terang. Mulut nya siap merapalkan sesuatu yang akan terjadi saat itu, namun wanita itu menjerit seketika. Ia mengerang kesakitan saat berusaha membungkam mulutnya.
“Kau !! Pangeran Jullian.. Menjauh.” Katanya “Tidak, kau akan mendapatkan ramalanmu” Kali ini berasal dari sebuah suara yang berbeda namun dari mulut yang sama. Ya wanita ini menahan rapalan ramalan, ia mencoba memerangi Oracle ini sendirian. Ia ingin menyelamatkan cintanya.
“Putri Phytia, apa kau baik-baik saja?” tanya Pangeran Julian
“Aku mencoba nya, ku mohon menjauh” Putri Phytia mulai terisak
Seketika tubuh Putri Phytia berpendar hijau, segera ia berlari menuju kehutan terdekat. Seketika tubuhnya melebur bersama cahaya hijau yang menyilaukan mata, membuat seisi Costa Rica dipenuhi debu cahaya berwarna hijau seakan ledakan besar..
Katherine menutup mulut nya dengan kedua telapak tangannya ia ingin berteriak meminta pertolongan namun dia sadar bahwa kini dia berdiri di dalam sebuah gua yang di penuhi tumbuhan menjalar dan di temani dua buah tengkorak manusia yang membuat bulu roma nya berdiri.
Kini ia mendengar bisikan, seolah kedua tengkorak itu saling berkomunikasi. Katherine merinding dan mulai menoleh kesana kemari untuk meyakinkan dirinya bahwa dia berada dalam mimpi.
“Kau harus melanjutkan generasi oracle”
“Kau cucu ku, jangan dengarkan ibumu”
“Dia penerus kita”
Katherine bingung dan mencoba berteriak, namun suara nya tak terdegar, ia mencoba menghantamkan kakinya ke tanah. Namun hanya sebuah debu yang berpendar hijau menyelimutinya, dia mulai panik dan diambilnya buku Oracle yang tergeletak di depan kedua tengkorak tersebut.
Ia membuka lembar demi lembar sebuah ramalan yang belum terbaca di Costa Rica dulu yang bertuliskan “Cinta akan membawamu kepada kematian dan kasih sayang hanyalah bualan belaka. Bunuh semua yangmenghalagi mu, maka kau akan kekal”  Katherine mencoba menahan diri untuk tidak merapalkan ramalan itu. Dia mencoba mengingat apa keinginan oracle itu, setelah seperkian detik dia sadar bahwa oracle tak mau Putri Phytia jatuh cinta. Karena sang Oracle membutuhkan sebuah tubuh untuk merapalkan ramalan.
“Aku tidak akan merapalkan ramalanmu, kau penyihir terkutuk, kau adalah roh penghacur kota kelahiran nenekku”
“Aku nenek mu, kau adalah cucu ku. Keturunan ke empat dari Putri Phytia” Sebuah suara bergema meruntuhkan beberapa batu pada gua tersebut. Buku Oracle yang tergeletak di lantai gua kini berpendar hijau menyilaukan mata, seakan memaksa Katherine untuk tetap merapalkan ramalan yang harusnya menghancurkan kota.
Katherine memutar bola mata nya dan ia melihat sebuah tongkat dengan ujung pisau yang tmasih terlihat tajam di genggaman salah satu tengkorak oracle yang terduduk di lantai gua itu. Katherine mencoba mengambil tongkat itu namun bumi seakan ikut marah padanya dan kini terjadi guncangan besar.
Katherine berusaha menggapai buku oracle yang kini memancarkan roh dengan cahaya hijau di antara lembaran-lebarannya, Katherine tercekat seolah roh itu mencekiknya dan berusaha masuk kedalam tubuhnya.
“Katherine!!!!” Panggil sebuah suara yang membuat Katherine menoleh namun tetap dengan nafas yang sesak
“Ibu, tolong aku” Isaknya
Katherine mengumpat roh Oracle tersebut yang bisa saja membuatnya tambah menderita, kini ibunya berusaha menutup buku tersebut lalu ia berusaha menarik Katherine dari gumpalan asap roh Oracle yang menyelubungi putri kesayangannya itu.
Bersama-sama mereka menancapkan ujung pisau tersebut kedalam buku, namun Katherine sudah dirasuki oleh roh Oracle itu, mata nya bersinar kehijauan. Mulutnya siap merapalkan ramalan.
“Dan aku akan merapalkan sebuah ramalan..”
“Jangan Katherine, ibu mohon” namun angin menghantam keras tubuh ibunya ke balik dinding gua.
“Bumi akan berguncang, hantaman dahsyat akan tiba dan Oracle Delphi akan hilang untuk selama-lama nya”
Mata nya berganti warna, hijau-coklat dan seperti itu dalam waktu singkat. Sang Oracle mengumpat kesal namun masih dalam tubuh Katherine.
“Bodoh!! Bukan itu ramalan nya. Aku akan hidup kembali”
“siapa yang bodoh? Mungkin bukan aku”
Kelihatan seperti orang gila, namun Katherine senang sudah merapalkan ramalan yang salah untuk snag Oracle. Namun kini ramalan tersebut terjadi, gunung sedang meletus di Costa Rica membuat sebuah guncangan dari kerak bumi. Badai mulai menghantam pesisir pantai, Oracle dan bukunya mulai terbakar habis, kini Katherine harus berlari, namun kedua kakinya masih sangat sakit untuk diandalkan.
“Ibu harus lari, ibu harus pulang”
“Tidak, ibu akan membawamu…”
Entah apa yang terjadi, Katherine hanya bisa terbaring lemah saat gempa bumi terjadi. Ia tak melihat apapun di sekeliling nya, hanya gelap yang menemaninya saat ini dan terakhir kali, ia hanya melihat 3 wajah Oracle delphi yang rupawan tersenyum kepadanya berterimakasih.
---
Sinar matahari menyibak masuk melalui celah kecil jendela kamar Katherine, kini ia telah sadar dari mimpi buruknya, ia melihat jam dinding menunjukkan pukul tujuh pagi, ia harus bersiap kesekolah dan ia sedikit merasa kehilangan beban di pundaknya.
“Ibu.. apa kemarin?”
“Rahasiakan ini dari manusia fana, ibu bangga pada mu. Kemarin hanya terjadi ledakan gunung berapi, kau harus belajar seperti biasanya”
Katherine tersenyum pada ibunya, kini ia merasa bangga karena sudah menyelamatkan kota yang ia cintai. Dan menurutnya tak semua masa depan itu harus diketahui sekarang bukan? Biarkan saja masa depan yang terjadi menjadi rahasia, agar kita bisa berusaha lebih dan lebih lagi…
The end..


2 komentar: