Senin, 26 November 2012

patutkah aku melihat :)


PATUTKAH AKU MELIHAT?
Pagi yang terasa sejuk itu, membuatku terbangu. Perlahan aku mengambil tongkat ku, aku meraba di sekitar meja belajar dan akhir nya aku temukan MP3 yang ku putar memlalui speker, pagi itu, aku di temani oleh Celine Dion dengan senandung nya – To Love You More. Aku mengikuti alunan lagu itu, aku menari kesana dan kemari, mungkin sudah 4 menit aku bersenandung, akhir nya aku pun mempersiapkan diri untuk jalan-jalan, seperti biasa nya aku akan berkelana kemana kaki ku melangkah, walaupun mataku tak dapat melihat nya.

Setelah siap, aku meminta bantuan pembantuku untuk mengikatkan tali sepatu ku, aku pun siap pergi menuju taman kota, dikerumunan banyak orang aku berusaha meluruskan jalan ku, walau banyak orang yang menabrakku semau mereka, aku tetap bertahan menahan rasa sakit.
tapi, tiba-tiba seseorang yang mungkin badan nya tinggi dan besar menabrakku, aku tak kuat menahan tubuh ku, akupun jatuh, dan aku panik…!! Aku kehilangan tongkat ku.. aku mencari tongkatku, meraba jalanan ramai, tanganku sempat terinjak oleh orang- orang yang lewat di jalan raya menuju taman.
Aku gugup, tegang, kembali terbesit kejadian saat ada seseorang memukulku dengan kayu besar dari belakang, menghantam kedua mata ku, orang-orang itu adalah orang suruhan ibu tiri ku. Sejak saat itu, aku Divonis BUTA, aku tidak bias melihat apapu, semua kulakukan dengan bantuan sebuah tongkat yang selalu ada untukku.
Aku terbangun dari lamunanku, saat ada seseorang membantuku berdiri..
“makasih” kataku, aku menundukkan kepalaku.
“sama-sama” jawab nya singkat, aku merasa ia melihatku, aku pun mendongakkan kepala ku, dan aku berpura-pura melihatnya, walaupun sebenarnya pandangan ku gelap.
“kamu gak apa-apa?” Tanya cowok itu,
“iya, aku gak apa-apa kok” jawabku santai, aku meningglkan cowok itu, berusaha berjalan seperti orang normal,.
“tunggu” seseorang menarik tanganku.
“kenapa?” Tanya ku heran.
Aku merasa orang dihadapanku ini melambaikan tangan nya, aku sadar, dan cepat mengambil tindakan, akupun melambaikan tanganku dan menepis tangan nya.
“kenapa? Anda siapa?” Tanya ku cuek.
“Aku Adit, kamu?”
“Aku Regina, panggil aja Gina.”
“ngomong-ngomong, kamu..”
“Akuburu-buru, permisi” kataku langsung meninggalkan cowok itu.
aku bergegas, meraba apa yang ada di sekeliling ku, dan untung nya aku membawa handphoneku, langsung saja ku tekan nomor 3 yang tertuju pada nomer telepon rumahku, aku meminta supir untuk menjemputku.

***
Hari ini aku pergi ke Rumah sakit, disana aku menemui dokter Sari yang selalu membantuku untuk check up mata dan donor mata, Aku tak begitu berharap akan mendapatkan mata itu, tapi jika tuhan memberikan ku sebuah mata yang indah seperti dulu, aku akan berjanji untuk menjaga nya.
Selesai check up, aku berjalan mengikuti arah angin yang akan mebawaku. Tapi ditengah-tengah perjalanan ku, seseorang menarik tanganku.
“donor kornea mata, jumlah pendonor, dua orang, status kornea, masih di periksa” gumam seseorang,
aku kaget, “ balikin kertas itu” Bentakku.
“maaf, tapi, tadi ini jatuh dari genggaman kamu” gumam orang itu.
“udah sini kembaliin!!!” bentakku
“ok, santai Gina, aku Cuma mau nolongin plus bantuin kamu kok”
“Adit? Ngapain kamu disini? Kamu ngikutin aku?”Tanya ku heran.
“gak, kebetulan aja kita ketemu di taman ini.”
“aku buru-buru, tapi maaf, aku gak butuh bantuan kamu, makasih!!” aku meninggalkan Adit yang mungkin masih memandangku dengan pandangan heran.
***
Hari-hari ku mulai kacau, kenapa aku harus bertemu Adit, ia mulai sok kenal, dan aku terpaksa pulang cepat karena aku tak ingin dianggap lemah oleh nya, setiap berjalan, ia mencoba menuntun ku, aku tak mau terlihat lemah didepan orang – orang seperti Adit yang memandang remeh orang lain. Aku berusa pergi ke tempat sepi yaitu danau.
Disana aku menyendiri duduk di bebatuan pinggir danau. Aku melamun terhanyut dengan kisah masa lalu ku yang begitu meyedihkan, ibu dan ayah bercerai, 2 tahun setelah itu, ibu mennggal, ayah dan ibu tiri ku pun ingin tinggal di rumah warisan ibu, tapi tak bisa, ibu memberikan rumah itu pada ku, akhirnya, ibu tiriku berusaha membunuhku agar warisan itu jatuh ketangan nya, tapi tuhan berkata lain, aku sekarang buta, tapi aku tak akan lemah, karena aku yakin bisa menghadapi dunia ini sendirian.
“TUHAN, PATUTKAH AKU MELIHAT DUNIA MU LAGI?” Tanya ku dalam hati, aku ingin ekali melihat dunia seperti dulu, tapi, hanya tuhan yang tahu, apa aku pantas melihat dunia ini lagi?
Lamunan ku buyar ketika seseorang dating memegang tangan ku, “siapa kamu?” aku menjauh dari orang itu.” “ini aku,”
“Adit? Kamu lagi..!! aku lagi gak ada waaktu , aku pergi dulu” aku berusaha bangkit dan pergi meninggalkan Adit,
“orang ini tak ku kenal, tapi mengapa ia sangat peduli pada ku? Kenapa dia begitu antusias membantuku?” aku bingung sendiri oleh pertanyaan itu, terdengar suara mobil menderu-deru, itu berarti aku sudah dekat dengan jalan raya,
“Gina, aku.. aku Cuma mau bantu kamu,” triak Adit
“Sorry, Dit aku gak perlu bantuan siapapun, aku bisa.” Aku berjalan dengan cepat, sampai terdengar decitan rem mobil berbunyi, aku sempat merasa di dorong, dan aku memang terjatuh, terdengar suara yang ramai, aku meraih tongkatku dan mendekat ke suara itu.
“Kenapa? Ada apa ini,? Aku bertriak histeris” seseorang memegang pundakku, “nak, nama kamu Gina?” Tanya seorang ibu.”iya bu, saya Gina” Aku pun dipaksa berlutut dan tanganku dipeganga oleh sesseorang.
“Gin, sebener nya aku mau nolongin kamu, karena aku inget almarhum adik ku yang udah meninggal 2 tahun yang lalu, tapi, kalo kamu gak mau aku bantuin gak apa, Cuma, aku harap kamu terima donor mata dari aku.” Mendengar kata-kata itu, aku tak kuasa menahan air mata.
“Maafin aku dit, aku bener-bener gak tau, kamu jangan tinggalin aku ya?” bisikku.
“AMBULANCE DATANG!!!” Triak seseorang.
“Cepat bawa anak ini kerumah sakit..!!” aku ikut ke rumah sakit, dan menunggu hasil dari dokter, aku begitu ketakutan, sama seperti aku takut kehilangan ibuku dulu.
“Tuhan, kau harap kau menyembuhkan Adit, Aku lebih baik buta dari pada kehilangan seseorang yang menyayangiku” aku berdoa dalam hati ku, dan Tuhan langsung menjawab doa ku, Dokter keluar dan memanggil nama ku, aku dituntun masuk keruaang UGD. Betapa bahagia nya aku saat mendengar Adit hanya perlu istirahat untuk memulihkan tenaga nya dan menyembuhkan jahitan operasi nya.
Adit sudah sembuh, ia bersemangat seperti dulu, ia menjemputku dan membawaku ke Danau, kami berdua duduk di pinggir danau, lalu, Adit membisikkan ssesuatu pada ku,
“Gina, maaf, aku gak bisa kasih kamu mata, tapi aku janji, aku akan kasih kamu sebuah CINTA”
Aku terdiam tak lama , aku mengembangkan senyumku, “WALAUPUN AKU TAK BISA MELIHAT DUNIA KEMBALI, TAPI AKU BISA MENDAPAT CINT A YANG TULUS KEMBALI SEPERTI DULU”
THE END.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar