SECANGKIR EPISODE CINTA
Rinai hujan masih setia menemani langit yang saat
itu masih ikut bersedih dengan kisah cinta Della, yang telah menghujam hatinya
dengan sebuah petir yang dahsyat. Hanya secangkir cappucinno yang dapat meredam
emosinya saat ini,rasa sakit yang ia dapat dari Ryan membuatnya lebih sering
terdiam dan menikmati kesunyian di sela-sela waktu luang nya.
Della hanya bisa tersenyum pahit memandang secangkir
cappucinno yang sedari tadi menemaninya. Tidak seperti dua bulan yang lalu saat
ia masih bisa tersenyum melihat arloji nya untuk menunggu seseorang datang
menemuinya di caffe tempat ia bersandar sekarang, Della hanya bisa melirik
arlojinya karena menunggu waktu senja kembali tiba.
Della menghela nafas nya sambil melihat ke
sekeliling caffe, hari ini tidak begitu ramai pengunjung yang datang. Hanya ada
beberapa muda-mudi yang datang untuk nongkrong dan betrbincang-bincang, ada
juga yang datang dan sibuk berkutat dengan gadget nya masing-masing. Della
memutuskan untuk pulangt sore itu, ia segera membayar secangkir cappucinno nya
ke bagian kasir.
Jalanan Jogja sore itu begitu ramai oleh kendaraan
bermotor, Della berjalan menyusuri trotoar jalan raya sembari melantunkan
beberapa lagu yang membuatnya terhanyut dengan suasana hatinya. Tas tangan yang
ia pegang sedari tadi ia ayunkan sesukanya, Della merasa ia sudah seperti orang
gila selama dua bulan lebih ini karena cintanya yang rapuh.
“Come
on Della, Wake Up!!! Move On!!!” Ucap Della dalam hati
nya
Della melambaikan tangan kanan nya untuk memberhentikan
sebuah taksi di pinggir jalan. Di perjalanan pulang, Della melihat sebuah pasar
malam di alun-alun utara Yogyakarta. Terbesit di hatinya ingin mengunjungi
pasar malam itu nanti malam, sudah lama ia tidak membebaskan emosi nya di
tempat yang ramai.
****
Sebuah Blues berwarna merah terang menutupi tubuhnya
yang mungil, dengan dibalut jeans hitam dan sebuah cardigan tanpa lengan dengan
warna senada dengan jeans nya membuat Della tampak manis malam itu. Della pergi
mengunjungi pasar malam di alun-alun utara Yogyakarta, ia tak sabar menaiki
bianglala yang selalu bisa membuatnya berteriak ketakutan.
Della mengantri untuk membeli tiket dan segera
menaiki bianglala dengan membayar uang sebesar Rp.5000,- . Tiap satu kotak
harus diisi oleh dua orang, Della menduduki kursi nya dan seseorang masuk
dengan wajah datar nya menatap Della dengan tatapan dingin.
“Hai? Della” Della ingin mencairkan suasana di dalam
bianglala tersebut
Yang di sapa hanya diam dengan tatapan kosong, bukan
tatapan ketakutan seperti Della tyang pastinya akan melepas penat dengan
jeritannya di dalam bianglala tersebut.
Saat Bianglala itu mulai berputar dengan lambat,
Della mulai merasakan detak jantungnya berdegup hebat karena ketakutan. Putaran
mulai cepat dan tanpa memikirkan malu dengan orang yang ada di depannya, Della
menjerit dan menangis sekuat yang ia bisa. Ia merasa semua emosinya terkuras
malam itu, saat menuruni bianglala tersebut Della tertawa lepas dan diiringi
cekikikan dari orang yang keluar bersama nya.
“Lho, ternyata kamu gak bisu” Ucap Della
“Ando” Orang itu mengulurkan tangannya
“Della Carissa” Ucap dela sambil menjabat tangan
Ando
“Jadi mau menjelajah pasar malem bareng gak?” Ajak
Ando
“Hmm.. Boleh” Dela mengembangkan senyumnya
Della dan Ando memainkan balon sabun yang dimainkan
oleh anak-anak di tengah-tengah pasar malam, mereka juga menaiki komedi putar
kuda-kudaan yang ramai dinaiki anak-anak kecil. Malam itu waktu terasa cepat
berlalu, Della membeli dua cangkir es cappucinno dan beberapa makanan ringan
untuk ia makan bersama Ando yang sedang menunggu giliran masuk ke rumah hantu.
“Udah lama aku gak kesini” gumam Ando
“Sama, aku juga udah lama banget gak ke sini.
Terakhir kamu ke sini kapan Do?” Tanya Della
“Waktu masih ada Chikka”Air muka Ando tiba-tiba
berubah
“Mantan kamu ya?” Della tersenyum pait, tiba-tiba ia
teringat akan Ryan yang meninggalkannya karena Ryan dan band nya sudah
mendapatkan kontrak dari seorang produser yang merangkap menjadi pacar Ryan
sekarang. Kenangan pahit saat Ryan berbohong selama 6bulan terakhir, saat Ryan
sudah menduakan cinta Della.
“Chikka memang cantik dan berpotensi di bidang
fashion, sekarang dia udah jadi model iklan di majalah-majalah. Chikka udah
bahagia sama orang lain kurang lebih udah satu tahun ini” Ando terbawa suasana
hatinya ingin menceritakan masa lalu nya pada orang yang baru ia kenal ini.
“Jadi Chikka itu model ya? Kenapa kalian putus Do?”
Della tak sadar menanyakan hal tersebut, segera ia mengetuk kepala nya
berkali-kali dengan tangannya.
“Chikka sukses dengan karir nya, dan aku masih
menjadi seorang vokalis band yang masih manggung di pensi-pensi tertentu. Beda
sama yang dia harap.”
“Cinta itu kayak cappucinno Do, ada rasa manis dan
pahit di dalam nya kita bisa ngerasain dua rasa itu dalam satu cangkir. Walau
kita tau rasa nya pahit, tapi kita tetap mau mencoba meminum nya sama kayak
cinta . Walau kita tau pasti ada rasa pahit di dalam nya, kita tetap aja mau
ngerasain yang nama nya cinta” Della menatap cappucinno nya sambil tersenyum.
Ando menatap Della dalam diam, tak disangka nya
cewek yang baru ia kenal ini bisa membuatnya tenang walau otaknya masih
memikirkan Chikka. Tatapan Ando yang membuat Della tertegun melihatnya, seakan
Della dipertemukan kembali dengan Ryan yang selalu menatapnya dengan tatapan
sendu itu. Segera Della mengalihkan pandangannya pada antrian panjang yang
telah mereka tunggu dari tadi.
“Eh udah giliran kita nih” Della menyikut tangan
Ando merekapun masuk dan kembali bersenang-senang di pasar malam malam itu.
Sudah hampir larut waktu yang terbuang, Della
menepuk dahi nya dengan pelan ketika ia melihat arloji di tangannya menunjukkan
pukul 22:25 WIB.
“Aku harus buru-buru telepon Taksi Do” Gumam Della
“Biar aku yang anter kamu, yuk?” Ajak Ando
“Tapi kan?” Sebelum Della banyak bicara, Ando
menarik tangan Della menuju parkiran
“Naik gih, Arah mana nih?” Tanya Ando sambil
memasang helm nya
“Jalan aja dulu”Ucap Della lalu membisikan jalan
rumah nya dengan pelan
Ando menganggukan kepala nya dan mulai melajukan
motor nya di tengah-tengah sepinya jalanan jogja malam itu. Hening diantara
kedua nya sampai Della sedikit berteriak ”Stop disini”.
“Makasih ya Do, maaf udah ngerepotin kamu” Ucap
Della
“Sama-sama La, dan makasih juga udah mau dengerin
curhatan aku “ Lagi-lagi tatapan sendu yang membuat Della terbawa suasana masa
lalu nya. Segera Della membalikkan badannya dan memasuki rumah nya.
Ando melajukan motornya kembali ke jalanan yang sepi
malam itu, terasa sesuatu yang berbeda untuk kali pertama nya. Sama seperti
Della yang bisa kembali tetrtawa untuk pertama kali nya tanpa Ryan disamping
nya.
***
Della menatap arlojinya sembari menunggu sesorang
masuk ke dalam caffe tempat ia biasa menyantap cappucinno kesukaan nya. Sudah
dua minggu Della kembali tersenyum dengan cappucinno nya yang hangat pagi ini,
ini adalah weekend ke tiga kali nya yang ia lalui bersama Ando setelah saling
mengenal dua minggu yang lalu. Cappucinno yang sedikit pahit itu kini terasa
manis untuk saat ini.
“Della”
Della mengangkat kepala nya melihat seseorang yang
memanggilnya dengan nada yang sudah ia kenal, nada ceria namun penuh perhatian.
Ryan tersenyum melihat Della yang terdiam sejenak, Della tak bisa
menyembunyikan rasa sakit karena kekecewaan nya terhadap Ryan. Kali ini Ryan
menduduki kursi yang ada di depan Della sambil memesan secangkir Cappucinno.
Hening diantara keduanya , kini Della menatap nanar pada secangkir cappucinno
miliknya.
“Apa kabar?” Tanya Ryan berusaha mencairkan suasana
“Seperti yang kamu lihat, aku masih hidup dan
bertahan” Ucap Della menatap Ryan
“Della, maafin aku. Aku sadar semua salah aku,
ninggalin kamu saat itu. Tapi aku bener-bener gak ada pilihan lain, kamu lihat
karir aku memuncak.”
“Aku turut bahagia kok, selamat ya” Gumam Della
“Sorry La, aku telat” Sapa Ando tersenyum menatap
Della namun penuh tanda tanya saat melihat kehadiran Ryan
“Della, aku sadar Cuma kamu yang ngertiin situasi
hati aku yang suka memberontak di situasi tertentu. Aku mau kita balikan” Ryan
memegang erat tangan Della
“Oke, aku tunggu di luar La” Ucap Ando
“Ando, aku ikut. Oh iya Ryan, maaf aku udah gak bisa
jadi seseorang yang bisa menata hati kamu kayak dulu. Aku berjuang menata hati
aku sma Ando saat ini, dan saat cinta kembali pulang, mungkin cinta lainnya
sudah terlalu lama dan terlalu sakit untuk menerima cinta itu lagi” Della
menggenggam erat tangan Ando yang saat itu hanya bisa terdiam lalu berjalan
mengikuti Della keluar caffe
Di perjalanan menuju amplaz, Della hanya terdiam.
Andi memarkirkan motor nya pada sebuah toko buku, ia menatap Della penuh tanya
namun Ando hanya bisa tersenyum melihat Della yang lebih tegar dari pada
sebelum nya. Della banyak cerita tentang Ryan, Della pernah mengangis didepan
Ando saat mengulang kenangan nya bersama Ryan.
“Apa aku boleh menata ruang di hati kamu La?” Tanya
Ando
Della menatap Ando, kali ini tanpa titik air mata
seperti dulu ia menceritakan ruang
hatinya yang berantakan. Della tersenyum dan mengangguk pelan, Ando tersenyum
samar dan mendekap Della dalam pelukannya. Della yang mungkin baru ia kenal
sudah bisa membuat hatinya melupakan Chikka yang berusaha ia lupakan selama
setahun yang lalu, sampai ia merasa nyaman dengan kehadiran Della. Cara Della
menghargai usaha nya, cara Della memberinya semangat untuk bangkit lagi dan
cara Della menatapnya ia menytukai Della, semua yang ada pada Della.
Kini Della sadar tuhan dengan sengaja
mempertemukannya dengan Ando di pasar malam dua minggu yang lalu, karena tuhan
akan memberikan seseorang yang Della butuhkan, bukan seseorang yang Della
inginkan. Ruangan hati yang berantakan bisa dirapikan kembali, namun tidak
dengan orang yang sama, karena setiap nama punya cerita. Dan kali ini cerita
Della diisi dengan nama Ando .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar